Sunday, October 12, 2014
Lontong…Lontong!! Kembalikan Cak Tolong!!!
Oleh Odios Arminto
Melihat format ILK (Indonesia Lawak Klub) belakangan, kok seperti ada yang bergeser dari format sebelumnya. Gimana gitu. Tidak terstruktur, sistematis dan masif lagi. Tema yang dipilih biasanya tajam dan dialogis. Lha kok yang baru-baru terasa mengambang. Potongan kalimat, tanpa makna utuh. Lalu eksplorasi yang terjadi mengembangbiak tanpa kendali. Dan mending kalau lucu, tapi yang terjadi adalah spekulasi spontanitas, yang kadang garing kerontang-kering kemarau.
Duhai ILK, kembalilah ke saat-saat di mana Cak Lontong dapat porsi yang memadai untuk mengaduk-aduk imajinasi pemirsa lewat model survey, yang setahu saya, menjadi main product dari ILK. Atau segmen unggulan memikat. Saat yang ditunggu-tunggu para pemirsa.
Andai seluruh fokus dikonsentrasikan ke Cak Lontong, sebagai pihak yang disalahkan, direcoki, disalahpahami, diapresiasi, ditolak, diragukan, namun juga kadang diterima dan dipuji untuk kesimpulan2-nya yang salah, kekuatan humor akan muncul lebih smooth dan natural.
Suka tidak suka, melihat perkembangannya, ILK harus melihat Cak Lontong sebagai stasiun pemberangkatan dan kepulangan. Format itu akan efektif dan tidak bikin bingung. Denny yang harus tetap menjaga run down itu. Kalau menyimpang terlalu jauh, segera kembalikan ke on the track. Para pendukung lain dapat men-support sesuai perannya yang sudah-sudah. Hanya Komeng, perlu juga menjaga aura “intelektual” dalam setiap respon atau perwacanaannya, supaya tetap dalam atmosfer yang senafas dan selevel. Setahu saya dia jago baca-baca, kenapa tak muncul knowledge-nya itu dalam respon spontanitasnya?
Saya tidak tahu, apa telah terjadi rolling tenaga kreatif di produksi ILK? Tampak sekali bahwa tim yang menangani belakangan ini, kurang paham di mana kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang ILK di bursa produk acara humor TV. Sekian puluh episode telah dilalui dan tampaknya perjalanan itu telah memberikan kebajikan-kebajikan yang mengesankan.
Trans 7 pasti dapat mempertimbangkan bagaimana menata ulang momentum ILK yang masih bisa diselamatkan tersebut. Produk acara humor TV bukan saja penting dan menghibur, tetapi juga dapat menjadi sarana pencerah batin bagi para pemirsa. Apalagi di situasi ketika produk humor atau yang disangka humor digarap dengan pretensi bahwa humor itu cuma cengengesan dan asal jumpalitan. Piiissss!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment