Wednesday, October 22, 2014

Menyiapkan Materi Lucu untuk Stand Up Comedy

bombproof
Oleh Odios Arminto

Menyiapkan materi lucu untuk Stand Up Comedy (SUC) adalah kegiatan menulis atau mengonsep materi yang berbeda dengan kegiatan menulis lainnya; seperti menulis cerpen, cerita bersambung, novel, dan lain-lain. Materi lucu untuk SUC, sedapat mungkin, pendek-pendek saja tapi mengena. Semacam opini pendek yang lucu.

Opini pendek lucu ini dapat disusun sesuai pilihan sang komik sendiri. Disesuaikan dengan stilisasi gaya dan kecocokan sang individu. Seperti kita ketahui bersama, SUC adalah sebuah bentuk entertainment di mana seorang komedian tampil di depan live audience. Umumnya komedian menampilkan lelucon sehari-hari yang telah dibangun sebelumnya lewat penggiringan ingatan penonton (set up – punch line) pada topik-topik yang dibahas, untuk kemudian sampai pada titik ledak kelucuan.
Kelucuan-kelucuan tersebut umumnya disampaikan lewat berbagai teknik, setidaknya ada 25 teknik yang dapat dipilih, namun komedian hanya memilih beberapa saja; di antaranya call back, one liner, rule of three, dan lain-lain.


Teknik menyampaikan materi lucu lewat call back, one liner, parody, rule of three, observational humor, quotations, anachronisms, definitions dan lain-lain, ini sebenarnya hanya SOAL PILIHAN. Target utamanya adalah perform berhasil (ger-geran) dengan teknik penyampaian yang bervariasi (tidak call back mulu atau one liner mulu atau rule of three mulu – melainkan kombinasi dari berbagai teknik itu).

Kembali ke bagaimana menyiapkan materi lucu untuk itu semua? Tentu, sebelum anda menuliskannya, anda wajib mengetahui peristilahan atau terminologi yang berkaitan dengan teknik-teknik tampil tersebut. Bila di pembahasan tersebut kebetulan ada contoh, itu berarti keberuntungan anda. Kalau tidak ada, ya bisalah dicari dari kanan-kiri.
  • One-Liner
Jenis lelucon paling banyak digunakan dan disukai; singkat tapi segar. Pemakaian yang sesuai aturan (tidak berlebihan) dapat mengikat audiens anda dengan kejutan dan menghasilkan beberapa tawa tak terduga.
Contoh:
Nasihat untuk Generasi Muda
Berbahagialah wahai generasi muda, karena kalian akan mewarisi nilai-nilai yang sangat substansial, yaitu: utang nasional.

Nasihat tentang Musuh Rakyat
Kalau mau jujur, sebenarnya, musuh rakyat itu bukan liberalisme, kapitalisme, komunisme atau lain-lainnya… tapi KEBOHONGAN!

Nasihat dari Pengadilan Tipikor
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Berkelit-kelit melulu, padahal sudah jelas ketahuan.

  • Rule of Three
Teknik ini menganjurkan agar materi penting yang ingin Anda sampaikan, perlu Anda ulangi sedikitnya lebih dari sekali. Idealnya, dengan tiga cara yang berbeda agar memudahkan audiens memahami informasi yang Anda sampaikan.
Perlu diketahui, rule of three, juga digunakan di berbagai cabang keilmuan yang lain. Salah satu contoh terbaik dari kekuatan teori ini adalah dalam komedi. Tiga adalah jumlah terkecil poin yang dapat membentuk sebuah pola, dan pelawak (pembicara) mengeksploitasi cara memahami pola-pola pikiran kita, dan pada akhirnya diharapkan akan melemparkan Anda ke luar jalur (dan membuat Anda tertawa) dengan elemen ketiga.
  • Exaggeration/Understatement
Teknik ini mengolah persoalan biasa menjadikannya sesuatu yang luar biasa (berlebihan) atau menyepelekannya seakan menjadi sesuatu yang tak penting sama sekali.
           
  • Humor by the Numbers
Lelucon tentang nomor atau bilangan.
            Contoh:
Sebuah penelitian terakhir membuktikan ada 70 hal yang paling disukai wanita. Pertama, shopping….dan lainnya adalah 69!
  • Satire
Lelucon ini banyak digunakan di dunia bisnis atau politik untuk menghumorkan orang-orang penting atau institusi, tentu dengan muatan kritik (pedas) di dalamnya.
           
  • Housekeeping
Jenis lelucon ini banyak digunakan di menit-menit awal pembukaan untuk membangun suasana. Lelucon yang disuguhkan berkisar tentang hotel, kejadian-kejadian penting, makanan, services, meeting arrangements dan sebagainya.
  • Reverse
Lelucon ini mengecoh audiens dengan cara membalikkan kisah ke jurusan yang berlawanan.
  • Parody
Lelucon ini di Indonesia lebih sering disebut pelesetan. Caranya dengan meniru segala hal yang telah populer di masyarakat; seperti: tokoh, peristiwa, peribahasa, lagu, jargon (semboyan) dan sebagainya secara melebih-lebihkan atau kadang, meledeknya.
Contoh:
Tukul Arwana terlihat marah dan tidak senang ketika ia dipanggil Presiden.
(Habis namanya Tukul dan dia seorang pelawak kok dipanggil Presiden).
  • Pun
Lelucon yang bertumpu dari permainan kata-kata atau mempermainkan kata-kata.
Contoh:
Karena istri saya memiliki nomor HP cukup banyak, maka supaya semua tercatat dan tidak bingung, saya menyimpan nomornya di HP saya dengan nama: istri 1, istri 2, istri 3, dan seterusnya.
  • Self-Directed Humor
Lelucon yang merendahkan atau mencela diri sendiri, namun pada akhirnya audiens tahu bahwa si pencerita hanya bermain-main alias tidak serius.

  • Double Meanings
Lelucon yang dibangun dari kata yang memiliki pengertian ganda.

  • Combinations
Efek kelucuan juga dapat dicapai dengan cara mengombinasi dua ide yang berbeda; khususnya, jika salah satunya dikesankan lugu atau biasa-biasa saja.

  • Call Backs
Teknik ini dibangun di atas premis lucu dengan merujuk kembali ke topik awal di dalam perform Anda, seringkali orang melakukannya berkali-kali, tetapi yang paling penting, harus ada dalam kesimpulan Anda.
Dengan kata lain, jika Anda mengarahkan kembali situasi ke kata atau kalimat yang pernah Anda sampaikan di awal perform, itu namanya call back. Dia akan berpengaruh baik bila materi yang Anda sampaikan di awal mendapat respon tawa yang baik pula. Oleh karena itu, kalau benar responnya memang baik, mengungkap materi itu lagi akan mendapatkan tawa yang lebih dan akan membuat Anda tampak cemerlang dalam mengikat materi sebelumnya ke materi saat ini. Namun bila respon tawa atas materi awal agak payah, sebaiknya jangan coba-coba untuk melakukan call back.
Nah, sekarang gak binun lagi, toh? Selamat menyiapkan materi lucu untuk open mic atau perform anda.

No comments:

Post a Comment